Cerita Hari Sabtu

Minggu, 07 Oktober 2012



catatan ini pernah aku posting di blog pertamaku, setahun yang lalu....

 

….Kringg,,,kringg,,,kring…

….Kringg,,,kringg,,,kringggggg…

Aku terbangun degan mata yang amat redup, pandangan yang agak buram…kupandangi alarm handphoneku yang berisik sejak tadi.

“Uughh..”  Keluhku.

Pukul 5.00 pagi. Pagi ini aku malas untuk bangun, segera kumatikan alarm itu dan langsung kembali surfing di alam mimpi. Aku tidak tahu apa sebabnya pagi ini aku malas bangun. Begadang? Oh bukan,,,banyak pikiran? Bukan juga… Bukan pula akibat dari kenakalan nyamuk-nyamuk yang semalam hampir menggotongku ke acara pesakitan.Atau mungkin ini kebiasaanku? Oh tidak mungkin. Aku termasuk orang yang selalu patuh pada panggilan alarm, meskipun kadang-kadang aku membangkang. Mungkin pagi ini aku membangkang.

Setelah perkelahian yang begitu sengit dan hampir menuntastaskan nyawaku, aku terbangun dan tersadar…sedikit peluh menggerogoti kulitku.

“Oh, ternyata hanya mimpi.”

Tanganku meraba-raba, hendak mencari sesuatu. Handphone…ya…handphoneku. Aku hanya ingin memastikan jam berapa sekarang. Pukul tujuh lebih dua puluh menit…

“Oh, aku belum sholat subuh..” imbuhku.

Rupanya hari ini aku masih ingat Tuhan. Hahaha. Keadaan masih begitu gelap sehingga aku menyangka bahwa matahari belum nongol di peraduannya. Ternyata aku mematikan lampu sejak tadi malam sebelum aku tidur. Itulah sebabnya ruang kamarku begitu gelap dan memang matahari tidak mampu menembus kamarku karena kamarku terletak di bagian dalam di rumah tempat kontrakanku.

Setelah merapikan tempat tidurku, aku bergegas mengambil air wudhu dan menjalankan perintah-Nya. Segelas air putih telah bercokol dalam perutku sejak tadi. Inilah kebiasaanku setiap bagun pagi ataupun bangun tidur. Begitu pula sebelum tidur, aku tidak lupa meneguk air putih. Aku tidak tahu sejak kapan aku menyandang kebiasaan ini. Mungkin sejak di bangku kuliah ini. Kalau tidak salah aku pernah melihat kakakku melakukannya. Dari sinilah mungkin aku meniru perilaku yang aku sendiri tidak tahu apa tujuannya. Aku hanya pernah baca di artikel bahwa salah satu cara pencegahan penyakit maag adalah meminum air putih di pagi hari, lalu bagaimana dengan malam hari?

Ternyata di balik semua itu, meminum air putih ada manfaatnya. Beberapa waktu yang lalu aku berkunjung ke rumah temanku dan tanpa sengaja aku membaca tulisan-tulisan di dinding kamarnya. Salah satu dari tulisan-tulisan tersebut adalah “Terapi Air”… Kini aku telah menemukan jawabannya. Dalam tulisan terapi air tersebut, cara-cara yang dilakukan adalah dengan meminum beberapa gelas air sebelum tidur dan pada saat bangun tidur, serta pada waktu-waktu yang ditentukan.

Setelah sholat, aku beristirahat sedikit dan menenangkan pikiran. Namun aku tak begitu tenang, rupanya demo besar-besaran di kampung tengah sedang terjadi. Kunyalakan dispenser, hendak memanaskan air. Sambil menunggu air panas, aku langsung menyiapkan baskom dan kutuangi deterjen ke dalamnya. Aku tak sudi membiarkan pakaian kotorku menggunung disana, di samping lemariku. Kumpulan pakaian ini yang mungkin mengundang pasukan-pasukan nyamuk untuk menyerbuku, ditambah pula sampah di kantong di sudut kamarku yang belum kubuang. Lengkaplah sudah penginapan si nyamuk. Hari ini mungkin waktu yang tepat untuk mencuci. Ya, sang surya pagi ini tersenyum-senyum begitu bahagia sehingga dapat diasumsikan bahwa hari ini ia ingin berbagi kebahagiaan dengan manusia. Ia ingin menebar panasnya sepanjang hari.

Kurogoh kantung celanaku, mengambil uang seribu dan keluar sebentar ke kios depan membeli roti untuk menyumbat mulut para pendemo di perutku (si kampung tengah). Seribu rupiah = sebungkus roti…untuk satu kampung tengah? Oh… bisakah anda bayangkan itu? Yah, itulah kebiasaanku. Beginilah hidup di planet orang, kadang-kadang kita terpaksa untuk mengurangi kecepatan aliran dana yang kita keluarkan, sekalipun kita juga kadang bersenang-senang. Makan sebungkus roti di pagi hari, ditambah segelas teh manis (kadang juga susu) adalah suatu kebiasaan yang sangat baik. Karena kadang- kadang kita hanya meminum air putih saja. Oh,,,whata pity you are. Kata ini mungkin yang terlontar dari orang Bule yang mengejek kita. Hahaha. Itu tidak mungkin. Kalau orang Makassar mungkin akan mengatakan O kodoong,,kasianmu itu. Setelah selesai melahap breakfast-ku, aku segera mencuci.

Aku termasuk orang yang butuh waktu lama dalam mencuci. Biasanya aku butuh satu jam untuk menyelesaikan cucianku atau bahkan lebih. Itu pun untuk sedikit pakaian, bagaimana kalau banyak. Aku juga tidak tahu kenapa demikian. Sepertinya aku terlalu menikmati caraku mencuci. Sepanjang yang kuamati, caraku mencuci sejak aku mulai belajar mencuci pakaian sendiri tidak pernah berubah. Inilah proses mencuciku, yang membutuhkan waktu lama, but I love it.

….Kressk,,,kresek,,,kressk….kresskk…

Bunyi mie instan yang kuremukkan dan siap untuk dituang di pemanas airku yang kini tengah mengeluarkan uap-uap panas. Segera ku tuang mie tersebut ke dalamnya dan kusiapkan bumbu-bumbunya. Tidak lupa kusiapkan juga potongan-potongan cabe agar lebih hot nantinya. Matahari sudah meninggi sejak tadi, hingga ke tengah-tengah. Aku pun sudah memenuhi panggilan-Nya sejak tadi, panggilan untuk Duhur. Dengan ditemani sepiring nasi, aku menyantap mie yang sudah siap saji degan aroma yang tak terbayang kelezatannya. Itu seperti kata iklan. Inilah makananku yang selalu memaksaku ketika aku malas membeli lauk lainnya seperti sayur, tahu, tempe, atau ikan. Aku adalah seorang pecandu mie instan sejak SMA, namun akhir-akhir ini aku berusaha menguranginya, kecuali dalam keadaan terpaksa alias malas membeli sayur-tahu-tempe… Namun kadang-kadang aku merindukannya. Itulah orang yang sudah kecanduan. Kadang-kadang kepalaku berasa tidak enak setelah menyantap mie instan, terutama mie goreng. Mungkin karena bahan-bahan kimianya yang sudah menumpuk di dalam tubuhku hingga mempengaruhi saraf-saraf di otakku.

Setelah kebutuhan perutku terpenuhi, aku duduk beristirahat ditemani kipas angin mungilku yang telah ku-set arahnya padaku. Maklum, hari ini begitu panas, ditambah lagi pedasnya mie instan yang kuhabiskan hingga tak menyisakan satu potongannya pun di mangkuk. Sambil beristirahat, aku nyalakan notebookku, dan menonton film. Film yang pernah kunonton sebelumnya, namun sangat menarik untuk ditonton kembali. Pada pukul dua kurang beberapa menit, aku memutuskan untuk tidur siang dan mulai bersurfing dalam mimpi-mimpi indah.

Pukul 3.22. Aku terbangun, meneguk segelas air putih dan keluar kamar mengambil air wudhu untuk sholat. Aku memang biasanya terpanggil untuk sholat, namun kadang-kadang aku mengabaikannya, kadang-kadang sholat tidak lengkap lima waktu. Aku tahu, aku masih manusia, yang tak luput dari dosa-dosa. Aku bukanlah malaikat, buka juga dewa. I’m only human, kata Michael Jackson. Kadang-kadang aku sadar, kadang-kadang tidak. Namun, aku mencoba untuk itu.

Waktuku biasanya kuisi dengan bermain gitar dan menyanyi. Aku orang yang sangat cinta pada musik. Kadang terdengar musik melantun dari kamarku. Aku juga biasanya mengisi waktuku dengan membaca, namun kegiatan ini sudah kutinggalkan, hingga aku sering saja melakukannya.

Pukul lima lebih beberapa menit aku bergegas mandi. Setelah berpakaian, aku menyempatkan diri berdiri didepan rumah menunggu cahaya kehidupan mengucapkan sayonara, dan membiarkan tebaran warnah merah menghiasi langit hingga berubah perlahan-lahan menjadi gelap dan menjadi malam yang akan dipenuhi bintang-bintang.

Makassar, Sabtu, 18 Juni 2011

2 komentar:

sthartina mengatakan...

Amazing..
Andrea Hirata new version..

Unknown mengatakan...

Thank you... :)

but I guess I'm not that closer to Andrea Hirata...hehe. I'm really a beginner, need more knowledge and experience to be Andrea.

Posting Komentar