"Inilah akhir dari catatan terpanjang yg pernah saya buat..."
Subuh dan Sunrise Menjemput Pagi
Aku
terbangun. Terdengar suara ribut teman-teman di penginapan. Ternyata Wansah,
Idul, Mawan dan beberapa teman lainnya telah lebih dahulu bangun. Kuusap mataku
dan bangkit dari bale-bale. Di sampingku Ade terlihat masih tertidur pulas. Aku
tidak tahu apakah Ade betul-betul tertidur pulas atau tidak tertidur sama
sekali meskipun matanya tertutup. Setahuku Ade akhir-akhir ini susah tidur
malam karena batuk dan asma-nya yang biasa kambuh secara tiba-tiba.
Pagi
itu matahari menampakkan kecerahannya di ufuk timur. Cahayanya menembus
sela-sela daun dan popohonan rindang pulau Samalona. Sebagian teman di
penginapan telah bangun, adapula sebagian yang masih tidur. Teman-teman yang
lainnya langsung ke pantai menikmati sunrise yang indah dan berfoto-foto.
Matahari
mulai meninggi perlahan-lahan.
“Ade,
cari air panas yuk..” Aku mengajak
Ade
“Dimana?”
“Di
kios depan tuh. Jual susu, kopi, energen…”
“Yuk…”
Di
salah satu meja bundar di depan kios nampak si kembar “pinang dibelah silet”
sedang menikmati energen yang mereka pesan sejak tadi. Aku dan Ade pun tak
ketinggalan memesan susu dan energen. Pagi itu kami menikmati segelas minuman
“panas” penyambut pagi. Benar-benar taste
good, apalagi susu yang kupesan telah kucampurkan sesachet milo yang sempat
kami bawa dari Makassar. Perfecto.
Tak
berapa lama kelompok bidadari muncul dan bergabung di meja tempat si kembar.
Mereka memesan beberapa mangkuk mie goreng dan mie kuah.
“Ade,
ayo gabung ke sebelah…” Aku mengajak Ade.
Aku
dan Ade meninggalkan meja yang kami tempati dan bergabung bersama para bidadari
dan si kembar “Rini dan Tanti”. Ber-joking
ria kembali terjadi.
Setelah
begitu lama ngobrol di depan kios,
Aku dan Ade pergi ke pantai. Di sana telah ada beberapa teman lainnya yang
tengah ber-snorkeling. Ada Phank,
Wansyach, Mawan, Ardillah, Idul, Ayuni, serta Amel dan Guardiannya. Kami ikut
bergabung bersama mereka menikmati laut indah Samalona. Momen-momen seperti ini
seakan-akan mem-flash back hal-hal
yang selalu ku lakukan ketika kecil di kampung halaman: berenang-renang di laut bersama teman-teman.
Back to Makassar
Sekitar
pukul Sepuluh, kapal yang mengantar kami kemarin telah tiba menjemput kami.
Pagi itu kami bersiap-siap balik ke Makassar. Satu per satu barang mulai
dikemas. Beberapa teman terlihat mulai bersiap-siap berangkat, namun waktu
keberangkatan sempat terulur karena ada beberapa yang masih menikmati snorkeling-nya.
Sambil
menunggu semua teman terkumpul aku dan beberapa teman lainnya kembali
berkonser. Di konser kali ini ternyata banyak yang ikut menyumbangkan suara dan
bakat-bakat terpendam dan tersembul mereka. Selain vokalis tetap Ade dan Lany,
ada juga vokalis-vokalis dengan suara indah terpendam lainnya seperti Rini, Eka
Asrianti, Tanti, dan yang lain. Benar-benar konser penutup yang indah di pagi
hari. Pagi itu kami juga sempat bercakap-cakap dan berfoto dengan dua orang
Bule.
Kurang
lebih pukul sebelas lewat waktu Samalona dan sekitarnya, kami meninggalkan
pulau, back to Makassar. Begitu
banyak kenangan yang terukir dan mulai terasa ketika kapal yang kami tumpangi
mulai menjauh dari bibir pantai pulau Samalona. Pengalaman aneh, buruk, ataupun
luar biasa kini terpatri rapi di dalam sanubari kami masing-masing, serasa
ingin kembali mengukir kenangan-kenangan baru disana. Samalona, C U another time.
0 komentar:
Posting Komentar