Samalona; Aku dan Kalian (Bagian 3)

Kamis, 11 Oktober 2012

"Inilah akhir dari catatan terpanjang yg pernah saya buat..."




Subuh dan Sunrise Menjemput Pagi
Aku terbangun. Terdengar suara ribut teman-teman di penginapan. Ternyata Wansah, Idul, Mawan dan beberapa teman lainnya telah lebih dahulu bangun. Kuusap mataku dan bangkit dari bale-bale. Di sampingku Ade terlihat masih tertidur pulas. Aku tidak tahu apakah Ade betul-betul tertidur pulas atau tidak tertidur sama sekali meskipun matanya tertutup. Setahuku Ade akhir-akhir ini susah tidur malam karena batuk dan asma-nya yang biasa kambuh secara tiba-tiba.

Pagi itu matahari menampakkan kecerahannya di ufuk timur. Cahayanya menembus sela-sela daun dan popohonan rindang pulau Samalona. Sebagian teman di penginapan telah bangun, adapula sebagian yang masih tidur. Teman-teman yang lainnya langsung ke pantai menikmati sunrise yang indah dan berfoto-foto.

Matahari mulai meninggi perlahan-lahan.

“Ade, cari air panas yuk..” Aku mengajak Ade
“Dimana?”
“Di kios depan tuh. Jual susu, kopi, energen…”
“Yuk…”

Di salah satu meja bundar di depan kios nampak si kembar “pinang dibelah silet” sedang menikmati energen yang mereka pesan sejak tadi. Aku dan Ade pun tak ketinggalan memesan susu dan energen. Pagi itu kami menikmati segelas minuman “panas” penyambut pagi. Benar-benar taste good, apalagi susu yang kupesan telah kucampurkan sesachet milo yang sempat kami bawa dari Makassar. Perfecto.

Tak berapa lama kelompok bidadari muncul dan bergabung di meja tempat si kembar. Mereka memesan beberapa mangkuk mie goreng dan mie kuah.

“Ade, ayo gabung ke sebelah…” Aku mengajak Ade.

Aku dan Ade meninggalkan meja yang kami tempati dan bergabung bersama para bidadari dan si kembar “Rini dan Tanti”. Ber-joking ria kembali terjadi.

Setelah begitu lama ngobrol di depan kios, Aku dan Ade pergi ke pantai. Di sana telah ada beberapa teman lainnya yang tengah ber-snorkeling. Ada Phank, Wansyach, Mawan, Ardillah, Idul, Ayuni, serta Amel dan Guardiannya. Kami ikut bergabung bersama mereka menikmati laut indah Samalona. Momen-momen seperti ini seakan-akan mem-flash back hal-hal yang selalu ku lakukan ketika kecil di kampung halaman: berenang-renang di laut bersama teman-teman.


Back to Makassar
Sekitar pukul Sepuluh, kapal yang mengantar kami kemarin telah tiba menjemput kami. Pagi itu kami bersiap-siap balik ke Makassar. Satu per satu barang mulai dikemas. Beberapa teman terlihat mulai bersiap-siap berangkat, namun waktu keberangkatan sempat terulur karena ada beberapa yang masih menikmati snorkeling-nya.

Sambil menunggu semua teman terkumpul aku dan beberapa teman lainnya kembali berkonser. Di konser kali ini ternyata banyak yang ikut menyumbangkan suara dan bakat-bakat terpendam dan tersembul mereka. Selain vokalis tetap Ade dan Lany, ada juga vokalis-vokalis dengan suara indah terpendam lainnya seperti Rini, Eka Asrianti, Tanti, dan yang lain. Benar-benar konser penutup yang indah di pagi hari. Pagi itu kami juga sempat bercakap-cakap dan berfoto dengan dua orang Bule.

Kurang lebih pukul sebelas lewat waktu Samalona dan sekitarnya, kami meninggalkan pulau, back to Makassar. Begitu banyak kenangan yang terukir dan mulai terasa ketika kapal yang kami tumpangi mulai menjauh dari bibir pantai pulau Samalona. Pengalaman aneh, buruk, ataupun luar biasa kini terpatri rapi di dalam sanubari kami masing-masing, serasa ingin kembali mengukir kenangan-kenangan baru disana. Samalona, C U another time.

0 komentar:

Posting Komentar