catatan ini pernah aku posting di blog pertamaku, setahun yang lalu....
….Kringg,,,kringg,,,kring…
….Kringg,,,kringg,,,kringggggg…
Aku terbangun degan
mata yang amat redup, pandangan yang agak buram…kupandangi alarm handphoneku
yang berisik sejak tadi.
“Uughh..” Keluhku.
Pukul 5.00 pagi. Pagi
ini aku malas untuk bangun, segera kumatikan alarm itu dan langsung kembali
surfing di alam mimpi. Aku tidak tahu apa sebabnya pagi ini aku malas bangun.
Begadang? Oh bukan,,,banyak pikiran? Bukan juga… Bukan pula akibat dari
kenakalan nyamuk-nyamuk yang semalam hampir menggotongku ke acara
pesakitan.Atau mungkin ini kebiasaanku? Oh tidak mungkin. Aku termasuk orang
yang selalu patuh pada panggilan alarm, meskipun kadang-kadang aku membangkang.
Mungkin pagi ini aku membangkang.
Setelah perkelahian
yang begitu sengit dan hampir menuntastaskan nyawaku, aku terbangun dan
tersadar…sedikit peluh menggerogoti kulitku.
“Oh, ternyata hanya
mimpi.”
Tanganku meraba-raba, hendak mencari sesuatu.
Handphone…ya…handphoneku. Aku hanya ingin memastikan jam berapa sekarang. Pukul
tujuh lebih dua puluh menit…
“Oh, aku belum sholat
subuh..” imbuhku.
Rupanya hari ini aku masih ingat Tuhan. Hahaha. Keadaan
masih begitu gelap sehingga aku menyangka bahwa matahari belum nongol di
peraduannya. Ternyata aku mematikan lampu sejak tadi malam sebelum aku tidur.
Itulah sebabnya ruang kamarku begitu gelap dan memang matahari tidak mampu
menembus kamarku karena kamarku terletak di bagian dalam di rumah tempat
kontrakanku.
Setelah merapikan
tempat tidurku, aku bergegas mengambil air wudhu dan menjalankan perintah-Nya.
Segelas air putih telah bercokol dalam perutku sejak tadi. Inilah kebiasaanku
setiap bagun pagi ataupun bangun tidur. Begitu pula sebelum tidur, aku tidak
lupa meneguk air putih. Aku tidak tahu sejak kapan aku menyandang kebiasaan
ini. Mungkin sejak di bangku kuliah ini. Kalau tidak salah aku pernah melihat
kakakku melakukannya. Dari sinilah mungkin aku meniru perilaku yang aku sendiri
tidak tahu apa tujuannya. Aku hanya pernah baca di artikel bahwa salah satu
cara pencegahan penyakit maag adalah meminum air putih di pagi hari, lalu
bagaimana dengan malam hari?
Ternyata di balik semua
itu, meminum air putih ada manfaatnya. Beberapa waktu yang lalu aku berkunjung
ke rumah temanku dan tanpa sengaja aku membaca tulisan-tulisan di dinding
kamarnya. Salah satu dari tulisan-tulisan tersebut adalah “Terapi Air”… Kini
aku telah menemukan jawabannya. Dalam tulisan terapi air tersebut, cara-cara
yang dilakukan adalah dengan meminum beberapa gelas air sebelum tidur dan pada
saat bangun tidur, serta pada waktu-waktu yang ditentukan.
Setelah sholat, aku
beristirahat sedikit dan menenangkan pikiran. Namun aku tak begitu tenang,
rupanya demo besar-besaran di kampung tengah sedang terjadi. Kunyalakan
dispenser, hendak memanaskan air. Sambil menunggu air panas, aku langsung
menyiapkan baskom dan kutuangi deterjen ke dalamnya. Aku tak sudi membiarkan
pakaian kotorku menggunung disana, di samping lemariku. Kumpulan pakaian ini
yang mungkin mengundang pasukan-pasukan nyamuk untuk menyerbuku, ditambah pula
sampah di kantong di sudut kamarku yang belum kubuang. Lengkaplah sudah
penginapan si nyamuk. Hari ini mungkin waktu yang tepat untuk mencuci. Ya, sang
surya pagi ini tersenyum-senyum begitu bahagia sehingga dapat diasumsikan bahwa
hari ini ia ingin berbagi kebahagiaan dengan manusia. Ia ingin menebar panasnya
sepanjang hari.
Kurogoh kantung
celanaku, mengambil uang seribu dan keluar sebentar ke kios depan membeli roti
untuk menyumbat mulut para pendemo di perutku (si kampung tengah). Seribu rupiah
= sebungkus roti…untuk satu kampung tengah? Oh… bisakah anda bayangkan itu?
Yah, itulah kebiasaanku. Beginilah hidup di planet orang, kadang-kadang kita
terpaksa untuk mengurangi kecepatan aliran dana yang kita keluarkan, sekalipun
kita juga kadang bersenang-senang. Makan sebungkus roti di pagi hari, ditambah
segelas teh manis (kadang juga susu) adalah suatu kebiasaan yang sangat baik. Karena
kadang- kadang kita hanya meminum air putih saja. Oh,,,whata pity you are. Kata ini mungkin yang terlontar dari orang Bule
yang mengejek kita. Hahaha. Itu tidak mungkin. Kalau orang Makassar mungkin
akan mengatakan O kodoong,,kasianmu itu.
Setelah selesai melahap breakfast-ku, aku segera mencuci.
Aku termasuk orang yang
butuh waktu lama dalam mencuci. Biasanya aku butuh satu jam untuk menyelesaikan
cucianku atau bahkan lebih. Itu pun untuk sedikit pakaian, bagaimana kalau
banyak. Aku juga tidak tahu kenapa demikian. Sepertinya aku terlalu menikmati
caraku mencuci. Sepanjang yang kuamati, caraku mencuci sejak aku mulai belajar
mencuci pakaian sendiri tidak pernah berubah. Inilah proses mencuciku, yang
membutuhkan waktu lama, but I love it.
….Kressk,,,kresek,,,kressk….kresskk…
Bunyi mie instan yang
kuremukkan dan siap untuk dituang di pemanas airku yang kini tengah mengeluarkan
uap-uap panas. Segera ku tuang mie tersebut ke dalamnya dan kusiapkan
bumbu-bumbunya. Tidak lupa kusiapkan juga potongan-potongan cabe agar lebih hot nantinya. Matahari sudah meninggi
sejak tadi, hingga ke tengah-tengah. Aku pun sudah memenuhi panggilan-Nya sejak
tadi, panggilan untuk Duhur. Dengan ditemani sepiring nasi, aku menyantap mie
yang sudah siap saji degan aroma yang tak
terbayang kelezatannya. Itu seperti kata iklan. Inilah makananku yang
selalu memaksaku ketika aku malas membeli lauk lainnya seperti sayur, tahu,
tempe, atau ikan. Aku adalah seorang pecandu mie instan sejak SMA, namun
akhir-akhir ini aku berusaha menguranginya, kecuali dalam keadaan terpaksa
alias malas membeli sayur-tahu-tempe… Namun kadang-kadang aku merindukannya. Itulah
orang yang sudah kecanduan. Kadang-kadang kepalaku berasa tidak enak setelah
menyantap mie instan, terutama mie goreng. Mungkin karena bahan-bahan kimianya
yang sudah menumpuk di dalam tubuhku hingga mempengaruhi saraf-saraf di otakku.
Setelah kebutuhan
perutku terpenuhi, aku duduk beristirahat ditemani kipas angin mungilku yang
telah ku-set arahnya padaku. Maklum, hari ini begitu panas, ditambah lagi
pedasnya mie instan yang kuhabiskan hingga tak menyisakan satu potongannya pun
di mangkuk. Sambil beristirahat, aku nyalakan notebookku, dan menonton film.
Film yang pernah kunonton sebelumnya, namun sangat menarik untuk ditonton
kembali. Pada pukul dua kurang beberapa menit, aku memutuskan untuk tidur siang
dan mulai bersurfing dalam mimpi-mimpi indah.
Pukul 3.22. Aku
terbangun, meneguk segelas air putih dan keluar kamar mengambil air wudhu untuk
sholat. Aku memang biasanya terpanggil untuk sholat, namun kadang-kadang aku
mengabaikannya, kadang-kadang sholat tidak lengkap lima waktu. Aku tahu, aku
masih manusia, yang tak luput dari dosa-dosa. Aku bukanlah malaikat, buka juga
dewa. I’m only human, kata Michael
Jackson. Kadang-kadang aku sadar, kadang-kadang tidak. Namun, aku mencoba untuk
itu.
Waktuku biasanya kuisi
dengan bermain gitar dan menyanyi. Aku orang yang sangat cinta pada musik.
Kadang terdengar musik melantun dari kamarku. Aku juga biasanya mengisi waktuku
dengan membaca, namun kegiatan ini sudah kutinggalkan, hingga aku sering saja
melakukannya.
Pukul lima lebih
beberapa menit aku bergegas mandi. Setelah berpakaian, aku menyempatkan diri
berdiri didepan rumah menunggu cahaya kehidupan mengucapkan sayonara, dan
membiarkan tebaran warnah merah menghiasi langit hingga berubah perlahan-lahan
menjadi gelap dan menjadi malam yang akan dipenuhi bintang-bintang.
Makassar, Sabtu, 18 Juni 2011
2 komentar:
Amazing..
Andrea Hirata new version..
Thank you... :)
but I guess I'm not that closer to Andrea Hirata...hehe. I'm really a beginner, need more knowledge and experience to be Andrea.
Posting Komentar